Jumat, 11 Februari 2011

Perang Salib II: Aksi Sang Atabeg!

Negara Pasukan Salib Selama Perang Salib II
Pertengahan abad 12 banyak pemimpin negara negara yang baru dan tentunya lebih kuat seperti misalnya Manuel I Knomenos yang pandai dan terlalu percaya diri dari Bizantium. Sedangkan orang Turki (Bukan Seljuk Ar Rum) juga memiliki pemimpin yang hebat yaitu Imaruddin Zangi dari Mosul. Zangi menaklukkan Aleppo dan banyak kota lagi di Suriah dan ia menyebut dirinya Raja Suriah Bersatu.
Pasukan Zengi sangat di hormati karena dia adalah sosok prajurit artikepal, ia hidup apa adanya sebagai mana rakyatnya, makan apa yang mereka makan dan tidak menunjukkan keangkuhan. Ia memutuskan bahwa muslim punya musuh bersama dan mulai merancang kampanye (campaign) secara besar besaran. Untuk langkah awal Zangi melenyapkan seluruh kelemahan kerajaannya, dengan melenyapkan penjilat, dan pelacur dari pasukannya. Yang lebih penting lagi, Zangi mendirikan jaringan informan dan propagandis untuk memastikan gubernurnya tetap sejalan (tidak macam - macam).
Pada 1144 Zangi menyerang ibukota Edessa (yang sepenuhnya runtuh pada 1150) yang otomatis membuanya menjadi pahlawan dunia muslim. Edessa bkanlah kota yang sangat besar, namun itulah kota besar pertama yang ditaklukkan bangsa muslim dari pasukan salib, dengan takluknya Edessa maka runtuhnya salah satu dari 4 negeri pasukan salib.
Panggilan Perang Salib II
Jatuhnya Edessa merupakan pukulan bagi pasukan salib, dan segera paus menyerukan panggilan perang lagi. Zangi di bunuh oleh para Hasyasyin (sekte pembunuh profesional di darat Iran yang biasa di sebut Assassin) dan karena peristiwa ini muncullah kesempatan bagi Joscelin (count Edessa) untuk merebut kembali ibu kotanya, tetapi di kalahkan oleh anaknya Zangi: Nurruddin Zangi pada November 1146. Pada 16 Februari 1147 dua pasukan salib baru dari Jerman dan Perancis mulai bergerak melalui rute yang berbeda sebagaimana perang salib sebelumnya.
Pasukan Salib dari Jerman disertai wakil dari paus dan Kardina Theodwin bermaksud akan menemui pasukan salib dari Prancis di Konstantinople. Ottokar III dari Styria bergabung dengan Conrad di Wina. Ketika 20.000 pasukan salib Jerman di wilayah Byzantium, sang kaisar: Manuel I khawatir akan serangan pasukan salib dan menugaskan pasukannya untuk memastikan tidak ada masalah. Ada pertempuran kecil oleh orang orang Jerman yang susah di atur di dekat Philippopolis dan Adrionopolis, di mana jendral Byzantium Prosouch melawan sepupu Conrad, Fredrick (yang nantinya akan menjadi kaisar Jerman). Ini akan membawa hal buruk, belum lagi beberapa pasukan Jerman yang tewas akibat banjir awal September. Pada 10 September pasukan salib Jerman tiba di Konstantinople dimana hubungan dengan kaisar sangatlah buruk, lalu mereka di izinkan untuk menyebrangi selat secepat mungkin. Manuel meminta Conrad untuk meninggalkan sebagian kecil pasukannya untuk membantunya melawan serangan dari Roger II dari Hungaria yang menyerang kota kota Yunani, tetapi Conrad tidak setuju meskipun sama sama memusuhi Roger. Di Asia Kecil Conrad memutuskan untuk tidak menunggu pasukan dari Prancis dan berbaris menuju Ibu Kota kesultana Seljuq Rum yaitu Iconium. Conrad membagi dua pasukannya menjadi dua divisi. Raja memimpin salah satunya yang nantinya akan dihancurkan hampir secara total dalam pertempuran Dorynileum ke dua pada 25 Oktober 11.
Sejak negosiasi awal antara Manuel dan Louis, Manuel telah menghentikan kampanyenya melawan kesultanan Seljuq Rum, menandatangani gencatan senjata dengan musuhnya Sultan Mesud I. Hal ini dilakukan Manuel untuk melindungi diri dari pasukan salib yang telah mendapatkan reputasi untuk pencurian dan penghianatan sejak perang salib pertama. Namun demikian hubungan Manuel dengan pasukan salib Prancis yang dipimpin oleh Louis lebih baik dibanding dengan Jerman. Dan Louis terhibur dengan keborosan di Konstantinople. Beberapa orang Prancis, marah akibat gencatan senjata Manuel dengan Seljuq dan menyerukan aliansi dengan Roger II untuk merebut Konstantinople, tapi mereka dapat di kendalikan oleh Louis.
Ketika pasukan dari Savoy, Auvergne, dan Montferrat bergabung dengan Louis di Konstantinople, pasukan menyebrangi Bosforus menuju asia kecil untuk menyusul Conrad. Baik Jerman maupun Prancis mereka tak mendapatkan pengawalan dari Byzantium seperti perang salib sebelumnya, karena Manuel membutuhkan pasukannya untuk berperang melawan Roger II di Balkan. Seperti tradisi yang diterapkan kakenya, yaitu mengembalikan daerah yang direbut kepada Byzantium. Louis bergabung dengan sisa pasukan Conrad di Nicaea. Mereka mengikuti rute Otto dari Freising, Bergerak lebih dekat ke pantai Mediterania dan tiba di Efesus pada bulan Desember., dimana mereka mengetahui bahwa Turki Seljuq mempersiapkan serangan terhadap mereka. Conrad jatuh sakit dan kembali ke Konstantinople dimana Manuel mengunjunginya secara pribadi, dan Louis berbaris keluar bersama sisa pasukannya dari Ephesus tanpa memperhatikan peringatan akan serangan dari Turki Seljuq. Turki memang menunggu untuk menyerang, tetapi kalah dalam pertempuran kecil didekat Ephesus.
Mereka mencapai Laodicea pada Januari 1148 dan pada saat yang sama pasukan Otto dari Freising di hancurkan di daerah yang sama tetapi pasukan salib terus maju. Sepanjang perjalanan orang Turki juga membakar lahan pertanian untuk mencegah pengisian ransum pasukan salib. Louis memutuskan untuk jalan melalui jalur laut dari Adalia ke Anthiokia. Setelah terlambat satu bulan karena badai, sebagian besar kapal yang dijanjikan juga tak tiba. Louis dan para petinggi pasukannya memutuskan pergi memakai kapal dan anak buahnya terpaksa jalan menuju Anthiokia. Pasukan itu hampir seluruhnya dihancurkan orang Turki Seljuq dan beberapa terkena penyakit.
Louis tiba di Anthiokia pada 19 Maret setelah keterlambatannya. Louis di sambut oleh Raymond dari Poitiers. Raymond mengharapkannya untuk membantu bertahan dari serangan Turki Seljuq dari Aleppo, tapi Louis menolak dan lebih memilih berkunjung ke Jerusalem dan fokus pada misi militer perang salibnya. Louis segera pergi dari Anthiokia menuju ke Tripoli, sementara Otto dari Freising dan sisa pasukannya tiba di Jerusalem pada awal April dan Louis segera menyusul. Fulk, Patria Jerusalem meminta Louis untuk bergabung.
Pasukan Mulim Menyergap Pasukan Salib di Damaskus
Bangsawan Jerusalem menyambut kedatangan pasukan dari Eropa dan para dewan akan mengadakan rapat untuk menentukan target terbaik. Ini terjadi pada 24 Juni 1148 saat Haute Cour Jerusalem bertemu dengan pasukan salib yang baru tiba dari Eropa di Palmarea dekat Acre. Pada akhirnya diputuskan untuk menyerang Damaskus dimana mereka akan mendapatkan suplai tambahan makanan yang konstan. mereka tiba di Daraiya pada 23 Juli. Hari berikutnya umat muslim telah merencanakan serangan dan terus menyerang pasukan salib. Damaskus meminta bantuan kepada Nurruddin Zangi dari Suriah dan Saif Ad Din Ghazi dari Mosul yang secara langsung menyerang perkemahan pasukan salib. Pasukan salib terdorong dari tembok ke kebun dan mereka sangat rentan terhadap serangan geriliya pasukan muslim.
Menurut William dari Tirus (Tyre) pada tanggal 27 pasukan salib pindah ke sisi timur kota yang kurang dijaga ketat tapi hanya sedikit air dan makanan. Pengepungan tak memiliki kemajuan maka pemimpin tentara salib menolak untuk meneruskan pengepungan. Dan akhirnya pasukan salib mundur ke Jerusalem dan mereka diikuti oleh pemanah berkuda Turki yang menyerang mereka.
Perang salib ke dua akan menuntun pasukan salib menuju jatuhnya Jerusalem. Damaskus sudah tidak percaya pada pasukan salib dan kota itu diserahkan kepada Nurruddin pada 1154. Pada sekitar tahun 1160an pasukan salib dari dapat membuat kemajuan dengan menyerang sampai ke mesir tetapi pada 1171 Saladin keponakan jendral Nuruddin menyatukan Mesir,Suriah,Arabia dan akhirnya Jerusalem di taklukkan oleh saladin,

1 komentar:

  1. Konflik perang di Suriah ini semakin parah dan sangat tidak manusiawi. Kecaman dari berbagai negara karena tindakan yang brutal menewaskan warga sipil dan anak-anak. Bahkan bantuan dari PBB dan NGO dunia pun sering kesulitan karena ditahan pasukan pemerintah. Sampai saat ini masyarakat dunia mengecam perang yang tak berkesudahan ini dan memberi bantuan yang semaksimalnya bisa membantu mereka
    ACT

    BalasHapus