Jumat, 23 Desember 2011

Perang Salib IV : Melemahnya Byzantium

Setelah kesuksesan kecil di perang salib ke III (1189-1192), Eropa mendapat panggilan perang salib lagi melawan Muslim. Pasukan salib telah kehilangan Jerusalem karena Kesultanan Ayyubiah Mesir, yang memerintah Syria dan Mesir, dan hanya beberapa kota di pesisir Palestina yang tersisa. Perang Salib III hanya memberikan kekuasaan pasukan salib atas Siprus.
Paus Innocentus III mewarisi Tahta kepausan pada 1198 dan menyerukan perang salib baru. Banyak kerajaan di Eropa yang menolak, misal hubungan Papal state dan Jermam (Kekaisaran Roma Suci) sedang memburuk, sedangkan Prancis dan Inggris sedang berperang satu sama lain. Namun karena desakan Fulk dari Nuilly akhirnya pasukan perang salib di bentuk di Turnamen kota Ercy oleh Count Thilbut dari Champagne pada 1199. Thilbut di pilih menjadi pemimpinnya namun ia meninggal pada 1200 dan digantikan oleh Count Italia yaitu Bioniface of montefferat.
Bioniface mengirimkan utusan ke Venesia, Genoa dan kota kota di Italia lainnya agar menyediakan kapal untuk mengangkut pasukan salib ke Mesir tujuan mereka. Genoa tidak tertarik, tetapi pada 1201 Venesia tertarik dan menyetujui perjanjian untuk mengangkut 33500 pasukan salib, jumlah yang sangat ambisius. Untuk mempersiapkan segalanya, di butuhkan waktu satu tahun untuk membuat kapal yang jumlahnya banyak, melatih pelaut untu kapal kapal tersebut sambil membatasi kegiatan komersial di kota. Tentara salib jumlahnya diperkirakan ada 4500 ksatria, 9000 squire (perajurit menengah), dan 20000 tentara biasa.
Sebagian pasukan salib berasal dari daerah daerah di Prancis seperti Burgundy, Champagne, Amiens, Blois, Saint Pol, dan Ille De France. Beberapa tentara salib juga berasal dari Kekaisaran Roma Suci termaksud Uskup Martin dari Pairish dan Uskup Conrad dari Halberstadt bersama dalam aliansi tentara dan pelaut Venesia yang dipimpin Enrico Dandolo. Pasukan salib siap berangkat pada 24 Juni 1202 menuju Mesir.
Karena tidak adanya persetujuan bahwa pasukan salib akan berangkat dari Venesia maka pasukan salib berlayar dari pelabuhan yang berbeda beda, ada yang di Flander, dan Merseilles. Pada 1201 pasukan berkumpul di Venesia. Venesia telah menaati perjanjian dengan baik, dengan membuat kapal perang, kapal pengangkut dan kapal pengangkut kuda dengan jumlah besar yang sangat cukup bagi pasukan salib. Tetapi Doge Venesia yang buta dan sudah usia lanjut Dondolo, tidak membiarkan pasukan salib pergi begitu saja tampa membayar jumlah yang disetujui, yaitu 84000 Perak Mark. Tetapi pasukan salib hanya bisa membayar 51000 Perak Mark yang membuat pasukan salib miskin mendadak. Ini merupakan bencana bagi Venesia yang telah menghentikan kegiatan perdagangannya demi mempersiapkan perang salib.
Dandolo akhirnya memimpin pasukan salib untuk tujuannya sendiri sebagai ganti pembayaran hutang. Dandolo mengubah perang salib dan bermaksud untuk membalas Kekaisaran Byzantium yang telah membantai populasi pedagang Venesia di daerah kekuasaan Byzantium di dukung oleh orang Yunani. Dandolo menyarankan untuk menyerang Zara, kota pelabuhan yang secara ekonomi sudah mandiri dan dilindungi oleh raja setempat. Banyak tentara salib yang menolak serangan ke Zara, termaksud pasukan salib yang dipimpin Simon De Monfort tua yang menolak dan meninggalkan perang salib. Sedangkan wakil paus, Kardinal Petrus dari Capua mendukung serangan ini untuk mencegah kegagalan perang salib. Paus innoncent III telah di ingatkan akan serangan ini, ia mengirim surat ancaman ekskomunikasi (pengucilan) kepada pimpinan perang salib.
Pasukan Salib Berusaha  Menaiki Dinding Konstantinople
Sebenarnya, pada 1202 Paus sudah melarang pasukan salib untuk melakukan tindakan tindakan yang mengerikan kepada tetangga kristen mereka mekipun begitu, diam diam sang Paus menyetujui pemusnahan unsur Byzantium. Warga Zara mengaku sebagai penganut Katolik sama seperti pasukan salib. Saat pengepungan mereka menggantung spanduk katolik di jendela dan dinding kota, namun kota ini tetap jatuh setelah pengepungan yang singkat. Pasukan salib melakukan pembantaian dan penjarahan terhadap kota tersebut,tapi ini belum dapat membayar hutang mereka kepada Venesia. Paus segera mengirim surat perintah untuk melanjutkan misi mereka ke Jerusalem, tapi surat itu di sembunyikan agar tidak membubarkan perang salib.
Dandolo memutuskan untuk menyerang Konstantinople, kota terkaya di Eropa. Konstantinople telah melemah sejak tahun1187 saat Konstantinople kehilangan sebagian besar angkatan lautnya akibat hutang. Alasan lain Dandolo menyerang Konstantinople karena Konstantinople sudah menjadi saingan perdagangan Venesia sejak dulu. Pada November 1203 pasukan Salib menyerang Konstantinople. Untuk menyemangati pasukan salib yang gugup, Dandolo memimpin sendiri kapal yang ia pakai ke lautan dangkal dekat tembok Konstantinople yang termansyur. Konstantinople dapat diduduki hanya dalam beberapa jam saja. Awlnya pasukan salib berlaku sopan, mereka hanya menuntut uang 84000 Mark. Tetapi karena mereka tak di hiraukan oleh rakyat Konstantinople mereka mengamuk dan menjarah kota itu selama 3 hari. Pasukan salib juga menghancurkan perpustakaan kuno Konstantinople. Hasil jarahan pasukan salib mencapai 900000 Mark, dan Venesia menerima 150000 Mark. Kekejaman pasukan salib di Konstantinople tak dapat di lukiskan. Mereka menjarah, membunuh memperkosa rakyat Konstantinople. Bahkan penjarahan yang mereka lakukan lebih parah dari pada yang dilakukan orang orang Goth dan Vandal. Seorang pemimpin dari pasukan salib dijadikan Raja Konstantinople sedangkan Venesia menguasai 3/8 bagian Kekaisaran Bizantium. Venesia berterima kasih kepada pasukan salib karena telah membayar hutang mereka dan Perang Salib ke IV berakhir di Konstantinople, bukannya di daratan Palestina (tanah suci).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar